Pembengkakan jantung pasca melahirkan atau disebut juga kardiomiopati postpartum adalah kondisi serius yang terjadi pada wanita setelah melahirkan. Biasanya terjadi pada saat wanita mengalami kelemahan otot jantung dalam waktu enam bulan setelah persalinan.
Kardiomiopati postpartum dapat memengaruhi fungsi jantung, mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah dengan efisiensi yang memadai.
Penting untuk mengenali gejala dan faktor risiko penyakit ini sekaligus mencari perawatan medis yang tepat.
Daftar isi Artikel
Pengertian Pembengkakan Jantung Pasca Melahirkan
Kardiomiopati postpartum adalah kondisi yang mengacu pada gangguan jantung setelah melahirkan.
Kondisi ini sering terjadi dalam enam bulan setelah persalinan, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu satu tahun setelah melahirkan.
Penyebab pasti kardiomiopati postpartum belum sepenuhnya dipahami.
Riwayat keluarga dengan kardiomiopati, usia kehamilan yang lebih tua, kehamilan kembar, dan memiliki bayi dengan berat lahir rendah diduga dapat meningkatkan faktor risiko penyakit ini.
Perawatan untuk kardiomiopati postpartum berupa mengatasi gejala dan upaya lainnya.
Tindakan ini bisa mencakup penggunaan obat-obatan untuk membantu jantung memompa darah lebih efisien, serta pengaturan gaya hidup sehat, seperti mengatur pola makan dan olahraga ringan.
Gejala Pembengkakan Jantung Pasca Melahirkan
Kardiomiopati postpartum adalah masalah serius dan membutuhkan pengawasan yang tepat dari tenaga medis terlatih.
Jika mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini, maka sebaiknya segera kunjungi dokter untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut!
1. Dada Berdebar-debar
Salah satu gejala yang umum terjadi pada kardiomiopati postpartum adalah dada berdebar-debar atau detak jantung tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini bisa merasakan denyut jantung menjadi cepat, tidak teratur, atau berdebar secara intens.
2. Mudah Lelah Saat Beraktivitas
Kardiomiopati postpartum dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan yang berlebihan saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Ciri-ciri pembengkalkan jantung pasca melahirkan bisa berupa cepat merasa lelah, bahkan hanya dengan aktivitas ringan seperti berjalan beberapa langkah.
3. Sesak Napas
Wanita yang mengalami kardiomiopati postpartum akan merasa sulit bernapas atau seperti kekurangan oksigen.
Sesak napas biasanya terjadi saat beristirahat atau melakukan aktivitas fisik ringan. Kondisi ini dapat membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit dilakukan dan memengaruhi kualitas tidur.
4. Batuk
Gejala batuk yang persisten dan terus menerus atau berkepanjangan bisa menjadi gejala kardiomiopati postpartum.
Keadaan batuk yang terus-menerus dan tidak hilang memang dapat mengindikasikan adanya masalah pada jantung.
Batuk ini barangkali tidak terkait dengan pilek atau infeksi pernapasan lainnya.
Jika disertai gejala lain, seperti sesak napas atau kelelahan yang tidak wajar, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
5. Sering Buang Air Kecil pada Malam Hari
Wanita dengan kondisi jantung membengkak setelah melahirkan akan buang air kecil lebih sering daripada biasanya, terutama saat berbaring atau beristirahat pada malam hari.
Kondisi ini bisa mengakibatkan gangguan tidur yang berkepanjangan jika tidak ditangani dengan baik.
6. Nyeri Dada
Wanita dengan jantung membengkak setelah melahirkan akan merasakan nyeri atau ketidaknyamanan di area dada.
Nyeri dada dapat berkembang secara bertahap atau tiba-tiba dengan intensitas yang bervariasi, mulai dari ringan hingga parah.
7. Pusing
Kardiomiopati postpartum juga dapat menyebabkan gejala pusing atau rasa tidak stabil. Wanita yang mengalami kondisi ini bisa merasa pusing, terutama saat berdiri atau bergerak dengan cepat.
Pusing berkepanjangan atau yang memburuk seiring waktu harus diperiksa lebih lanjut oleh tenaga medis.
8. Pembengkakan Tungkai atau Kaki
Kardiomiopati postpartum bisa menimbulkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, atau tungkai.
Pembengkakan ini biasanya terjadi karena penumpukan cairan akibat gangguan aliran darah yang tidak efisien.
9. Mual
Indikasi pembengkakan jantung pasca melahirkan juga bisa berupa mual atau muntah.
Mual bisa terjadi sebagai respons tubuh terhadap penurunan aliran darah yang memadai ke organ-organ penting, termasuk lambung.
10. Cepat Kenyang
Cepat kenyang atau merasa kenyang hanya karena mengonsumsi sejumlah kecil makanan adalah gejala lain dari kardiomiopati postpartum.
Gejala ini umumnya diakibatkan oleh perubahan aliran darah dan gangguan pencernaan yang berkaitan dengan kesehatan jantung.
Faktor Risiko Pembengkakan Jantung Pasca Melahirkan
Penting bagi wanita untuk menyadari faktor risiko pembengkakan jantung pasca melahirkan agar bisa mengambil tindakan penanganan dengan cepat dan tepat.
Berikut beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko kardiomiopati postpartum:
1. Riwayat Tekanan Darah Tidak Stabil
Tekanan darah yang seringkali rendah atau sebaliknya tinggi biasanya memicu terjadinya pembengkakan jantung pasca melahirkan ini.
Hal ini disebabkan ketika terjadi kehamilan, kerja jantung lebih berat dan mengakibatkan kerusakan pompa otot jantung sehingga jantung membengkak.
2. Persalinan atau Kehamilan pada Usia Lebih dari 30 Tahun
Wanita yang melahirkan atau hamil pada usia lebih dari 30 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kardiomiopati postpartum.
Hal ini bisa terjadi karena penurunan keefektifan jantung secara alami dan potensi komplikasi seiring bertambahnya usia.
3. Obesitas
Kegemukan dapat memengaruhi fungsi jantung dan meningkatkan tekanan pada organ tersebut.
Obesitas juga berhubungan dengan peradangan sistemik dan gangguan metabolisme yang memperburuk kesehatan jantung secara keseluruhan.
4. Infeksi Virus
Infeksi virus tertentu, seperti enterovirus, dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiomiopati postpartum.
Virus-virus ini berpotensi mengganggu fungsi jantung dan memicu peradangan yang merusak jaringan jantung.
5. Penyakit Tertentu
Beberapa penyakit tertentu berpotensi meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati postpartum.
Contohnya adalah penyakit autoimun, seperti lupus sistemik yang memengaruhi kesehatan jantung sekaligus meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati setelah melahirkan ini.
Selain itu, kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit tiroid yang tidak terkontrol dengan baik juga dapat memperburuk fungsi jantung.
Wanita dengan penyakit-penyakit yang rentan seperti ini perlu menjaga kesehatan secara serius selama masa kehamilan.
6. Kehamilan Kembar
Pada kehamilan kembar atau memiliki lebih dari satu bayi dalam satu kehamilan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya kardiomiopati postpartum.
Kehamilan kembar menempatkan beban yang lebih besar pada jantung karena perlu memompa darah untuk mendukung lebih dari satu janin.
7. Malnutrisi
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi penting juga berpotensi menimbulkan pembengkakan jantung setelah melahirkan.
Kurangnya asupan nutrisi yang tepat selama kehamilan atau kekurangan nutrisi pasca melahirkan akan memengaruhi kesehatan jantung dan menyebabkan kelemahan jantung.
Penting bagi wanita untuk menjaga pola makan yang seimbang dan memenuhi kebutuhan nutrisi selama dan setelah kehamilan.
Malnutrisi pasalnya tidak hanya mengganggu pertumbuhan janin, tetapi juga membahayakan kesehatan ibu.
8. Kebiasaan Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Zat-zat beracun dalam rokok dan alkohol dapat merusak jaringan jantung sehingga mengganggu fungsi normalnya.
Wanita yang merokok atau mengonsumsi alkohol selama kehamilan atau pasca melahirkan berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan jantung yang menyebabkan kardiomiopati.
9. Depresi Saat Hamil
Faktor depresi semasa kehamilan sangat mempengaruhi terjadinya kondisi penyakit kardiomiopati postpartum.
Biasanya ibu yang hamil pada usia muda mengalami hal ini dan memicu kondisi jantung menjadi tidak stabil dan merusak kerja otot pompa jantung sehingga terjadi pembengkakan jantung.
Pengobatan Kardiomiopati Postpartum
Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan wanita hamil untuk terhindar dari pembengkakan jantung pasca melahirkan, seperti berolahraga ringan secara rutin, mengelola stres, mengonsumsi makanan bergizi, menghindari alkohol dan rokok, serta memantau perkembangan janin dengan bantuan tenaga medis.
Ketika seseorang telah mengalami kardiomiopati postpartum, tentu harus segera melakukan pengobatan.
Pengobatan dapat berupa perawatan jantung sesuai prosedur medis dan konsumsi obat-obatan.
Contoh herbal yang dapat membantu untuk mengatasi masalah ini adalah Gravistro.
Gravistro telah disertifikasi MUI dan BPOM. Masalah pembengkakan jantung pasca melahirkan, seperti nyeri dada, sesak napas, nokturia, dan sebagainya dapat diatasi dengan mengonsumsi obat ini.
Banyak pasien sudah membuktikan khasiatnya yang bisa ditemukan pada web resmi Gravistro ini