Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC): Gejala, Penyebab dan Cara Penularan

NUTRA JAYA PRIMA – TBC merupakan penyakit yang serius dan jika tidak ditangani dengan segera, dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala TBC dan segera mencari pengobatan jika terdapat kecurigaan terinfeksi. Dalam upaya pencegahan, menjaga kebersihan diri, menghindari kontak dengan penderita TBC, serta melakukan vaksinasi BCG dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang sistem pernapasan, terutama paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak.

TBC merupakan salah satu penyakit menular yang penyebarannya melalui udara. Bakteri TBC dapat menyebar dengan mudah di area yang terdapat banyak orang berkumpul dalam kerumunan atau masyarakatnya tinggal dalam kondisi padat. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular tuberkulosis.

Gejala Tuberkulosis

Gejala-gejala yang muncul pada penderita TBC dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan organ yang terkena. Berikut adalah beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita TBC:

  1. Batuk kronis: Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu atau lebih merupakan salah satu gejala utama TBC. Batuk ini bisa disertai dengan dahak yang berwarna putih, kuning, atau hijau.
  2. Sesak napas: Penderita TBC sering mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas. Hal ini disebabkan oleh adanya peradangan dan infeksi pada paru-paru.
  3. Demam: Penderita TBC biasanya mengalami demam yang berkepanjangan, terutama di malam hari. Demam ini bisa disertai dengan keringat berlebihan saat tidur.
  4. Penurunan berat badan: Penderita TBC sering mengalami penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas. Hal ini disebabkan oleh infeksi yang mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh.
  5. Kelelahan dan lemas: Penderita TBC sering merasa lelah dan lemas secara terus-menerus. Hal ini disebabkan oleh infeksi yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan menguras energi.
  6. Nyeri dada: Beberapa penderita TBC mengalami nyeri dada yang terkait dengan peradangan pada paru-paru. Nyeri ini bisa semakin parah saat batuk atau bernapas dalam-dalam.
  7. Batuk darah: Pada kasus yang lebih parah, penderita TBC dapat mengalami batuk darah atau hemoptisis. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada jaringan paru-paru akibat infeksi.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas atau memiliki faktor risiko tertular TBC, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Ingatlah bahwa TBC dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera.

Penyebab Tuberkulosis

Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Ketika seseorang yang sehat menghirup udara yang mengandung bakteri TBC, bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mulai berkembang biak.

Faktor Risiko Tuberkulosis

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi bakteri TBC, antara lain:

  1. Kontak dengan penderita TBC: Jika seseorang tinggal atau bekerja dekat dengan penderita TBC yang aktif, risiko tertular akan lebih tinggi.
  2. Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, penderita kanker, atau penderita diabetes, memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi bakteri TBC.
  3. Kondisi hidup yang buruk: Kondisi hidup yang buruk, seperti kurang gizi, kebersihan yang buruk, dan akses terbatas terhadap perawatan kesehatan, juga dapat meningkatkan risiko terinfeksi TBC.
  4. Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti obat imunosupresan yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun atau setelah transplantasi organ, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terinfeksi TBC.
  5. Usia: Orang yang berusia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi TBC.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TBC akan mengembangkan penyakit TBC. Beberapa orang dapat memiliki infeksi laten, di mana bakteri tetap berada dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan gejala atau penyebaran penyakit. Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, infeksi laten dapat berkembang menjadi penyakit TBC aktif. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala TBC dan segera mencari pengobatan jika diperlukan.

Artikel Terkait